Posted By : Fuad Malakian On 10:56
AM
Suami tidak perhatian, sakit hati
dengan perkataan atau perbuatan suami, penghasilan kurang, suasana rumah tidak
menyenagkan biasanya dijadikan alasan untuk melegalkan atau membenarkan
tindakan seorang istri meninggalkan suaminya dengan pergi menginap ke tempat
lain (teman, saudara, kantor, ortu dll) dengan harapan dapat menyelesaikan
masalah atau hanya memberi pelajaran kepada suami agar tidak mengulangi
perbuatannya lagi. Tidakan isteri meninggalkan suami ini sering dianggap ringan
atau sepele oleh sebagian wanita yang tidak mengerti hukum islam tapi jika
tindakan ini dilakukan terhadap seorang pria muslim yang paham hukum agama akan
sangat fatal dan berat akibatnya karena agama Islam melarang dengan keras hal
tersebut.
Isteri meninggalkan rumah tidak akan
menyelesaikan masalah justru akan memperberat masalah, suami akan mempunyai
kesan istri lari dari tanggung jawab kewajiban sebagai isteri, membuat suami
menjadi sakit hati sehingga menjadi ringan untuk menceraikannya serta menambah
fitnah bagi diri sendiri dan suaminya. Apalagi jika isteri pergi meninggalkan
rumah karena dimarahi suami yang menasehatinya sungguh sangat berdosa karena
perbuatan isteri ini akan di laknat oleh Allah dan malaikatpun memarahinya
(lihat Hadist Riwayat Abu Dawud dibawah).
Setan selalu berusaha untuk membujuk
dan mengajak manusia untuk berbuat sesuatu yang tidak diridhoi Allah dan
rasulnya. Setan bernama Dasim tugasnya
membujuk seorang isteri agar tidak taat kepada suami dan mempengaruhi seorang
isteri agar pergi meninggalkan rumah dengan berbagai alasan untuk membenarkan
perbuatan diatas meskipun sudah jelas bahwa perbuatan tersebut dilarang oleh
Quran dan Hadist. Alasan sakit hati karena perbuatan / perkataan suami, yang
kadang dijadikan alasan isteri untuk membenarkan tindakan meninggalkan rumah
dan suami. Seringkali ada Pihak ketiga (PIL) yang kadang menjadikan seorang
isteri semangat meninggalkan suami meskipun tidak semuanya demikian.
Pada Intinya seorang isteri tidak
boleh meninggalkan rumah tanpa izin suaminya, jadi meskipun dinasehati dan
kurang diperhatikan suami saat isteri dalam keadaan sakit bukan berarti bisa
melanggar aturan Allah . Orang sakit kurang makan bukan berarti dia boleh
mencuri makanan karena mencuri adalah dosa apapun alasannya. Begitu juga sakit
yang diberikan oleh Allah kepada seorang isteri sebagai pemberi peringatan dari
Allah bukan berarti seorang istri boleh menyakiti hati suami dengan pergi
meninggalkan rumah dan meninggalkan suaminya.
Istri yang pergi dari rumah,
meninggalkan suami menginap di tempat lain dan meninggalkan suaminya dalam
keadaan marah sedangkan suami tidak ridho apapun alasannya, bagi wanita yang
mengerti hukuman Allah sangat berat pasti akan sangat menyesal dan tidak akan
pernah berani satu kalipun melakukannya karena jika seorang Isteri pergi
meninggalkan rumah dan suaminya artinya:
1. Isteri tersebut bukan seorang
wanita yang baik.
Isteri meninggalkan suami atau pergi
tanpa izin suami bukanlah termasuk golongan wanita yang baik karena isteri yang
baik akan menghormati pemimpinnya (suaminya). Pemimpin rumah tangga dalam Islam
adalah suami bukan Isteri karena karena Suami mempunyai kedudukan setingkat
lebih tinggi dari isterinya. dan yang paling penting adalah suami telah memberi
makan maupun tempat tinggal bagi isterinya jadi sudah sewajarnya jika isteri
berkewajiban untuk taat pada suaminya selama suami menyuruh dalam kebaikan
(bukan kemaksiatan) Firman Allah dalam surat An Nisa’ ayat 34 dan Al Baqoroh
ayat 228:
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin
bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka
(laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki)
telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka Wanita yang saleh,
ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada,
oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu
khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pukullah mereka. Kemudian
jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk
menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS. An-Nisa 34)
Dan para wanita mempunyai hak yang
seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang makruf. Akan tetapi para
suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. Dan Allah
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana “ Surat
Al Baqoroh ayat 228
Seorang isteri yang pergi
meninggalkan rumah tanpa izin suami dengan alasan apapun dan dalam kepergiannya
tidak bermaksiatpun tetap saja termasuk wanita tidak baik (pembangkang) apalagi
jika dia pergi dengan berpakaian yang tidak sopan seperti wanita pada jaman
Jahiliyah
Dan Surat Al Ahzab ayat 33
yaitu :
Menetaplah di rumah
kalian ( para wanita ), dan
jangan berdandan sebagaimana dandanan wanita-wanita jahiliyah. Dirikanlah
shalat, tunaikanlah zakat, dan patuhilah ( wahai para wanita) Allah dan
rasul-Nya.
Sabda Nabi SAW : “Barangsiapa yg
taat kepadaku maka ia telah taat kepada ALLAH, dan barangsiapa yg tidak taat
kepadaku maka berarti tidak taat kepada ALLAH. Barangsiapa yg taat kepada
Pimpinan (Islami) maka berarti ia telah taat kepadaku, dan barangsiapa yg tidak
taat kepada pimpinan (islami) maka berarti ia telah tidak taat kepadaku.”HR Bukhari, kitab al-Jihad, bab Yuqatilu min Wara’il Imam,
juz-IV, hal.61
Jika seorang suami karena suatu hal
(Penghasilan kurang, PHK, Kecelakaan dll) suami menjadi kurang / tidak dapat
memberikan kewajibannya terhadap isteri bukan berarti isteri boleh meninggalkan
suami / rumah, karena memang tidak ada hukum Islam yang membolehkan seorang
Isteri meninggalkan suami tanpa izin karena faktor tersebut
2. Isteri meninggalkan rumah tanpa
izin suami akan dilaknat oleh Allah dan dimarahi oleh para malaikat.
Sabda Rasullulah SAW :
”Hak suami
terhadap isterinya adalah isteri tidak menghalangi permintaan suaminya
sekalipun semasa berada di atas punggung unta, tidak berpuasa walaupun sehari
kecuali dengan izinnya, kecuali puasa wajib. Jika dia tetap berbuat demikian,
dia berdosa dan tidak diterima puasanya. Dia tidak boleh memberi, maka pahalanya
terhadap suaminya dan dosanya untuk dirinya sendiri. Dia tidak boleh keluar
dari rumahnya kecuali dengan izin suaminya. Jika dia berbuat demikian, maka
Allah akan melaknatnya dan para malaikat memarahinya kembali,
sekalipun suaminya itu adalah orang yang alim.”
(Hadist riwayat Abu Daud Ath-Thayalisi daripada Abdullah Umar)
3. Isteri meninggalkan suami sama
saja dengan menjerumuskan dirinya sendiri ke neraka karena suami berperan
apakah isterinya layak masuk surga atau neraka.
Isteri pergi meninggalkan suami
artinya dia tidak taat kepada suaminya padahal jika seorang isteri tahu bahwa
taat pada suami bisa mengantar dia ke surga pastilah dia akan menyesal
melakukan hal itu sesuai dengan hadist Rasullullah SAW:
Dari Husain bin Muhshain dari
bibinya berkata: “Saya datang menemui
Rasulullah SAW. Beliau lalu bertanya: “Apakah kamu mempunyai suami?” Saya
menjawab: “Ya”. Rasulullah SAW bertanya kembali: “Apa yang kamu lakukan
terhadapnya?” Saya menjawab: “Saya tidak begitu mempedulikannya, kecuali untuk hal-hal
yang memang saya membutuhkannya” . Rasulullah SAW bersabda kembali: “Bagaimana
kamu dapat berbuat seperti itu, sementara suami kamu itu adalah yang menentukan
kamu masuk ke surga atau ke neraka” (HR. Imam Nasai, Hakim, Ahmad dengan
Hadis Hasan).
4. Memusuhi suami sama saja dengan
memusuhi Allah.
Seorang isteri yang meninggalkan
suami dan memusuhi suaminya padahal suami baik pada isterinya. Sangatlah tidak
mungkin masuk surga karena Bagaimana mungkin seorang isteri berharap masuk
surga jika Allah memusuhinya. Bahkan jika sampai suami terluka hati / fisiknya
maka Allah dan Rasullullah SAW akan memisahkan diri dari isteri tersebut. Hal
ini dijelaskan dalam Hadist Rasullullah SAW:
“Tidaklah istri menyakiti suami di dunia kecuali ia bicara pada suami dengan mata yang berbinar, janganlah sakiti dia (suami), agar Allah tidak memusuhimu, jika suamimu terluka maka dia akan segera memisahkanmu kepada Kami (Allah dan Rasul)”. HR. Tirmidzi dari Muadz bin Jabal.
“Tidaklah istri menyakiti suami di dunia kecuali ia bicara pada suami dengan mata yang berbinar, janganlah sakiti dia (suami), agar Allah tidak memusuhimu, jika suamimu terluka maka dia akan segera memisahkanmu kepada Kami (Allah dan Rasul)”. HR. Tirmidzi dari Muadz bin Jabal.
5. Isteri meninggalkan suami tidak
ada nafkah baginya dan layak mendapat azab.
Seorang Ulama dan pemikir Islam yang
sangat terkenal akan kecerdasannya dan sangat dikagumi oleh para ulama pada
waktu itu, penghafal Quran dan Ribuan Hadist, ahli Tafsir dan Fiqh dari Harran,
Turki yaitu Ibnu Taimiyah sampai berkata: “Jika isteri keluar rumah
suami tanpa seijinnya maka tidak ada hak nafkah dan pakaian”. Tidak
dihalalkan bagi isteri untuk keluar dari rumah suaminya kecuali dengan ijinnya
(suami),Dan apabila ia keluar dari rumah suaminya tanpa seijinnya maka ia telah
berbuat nusyuz (durhaka) bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya dan ia layak
mendapat adzab.”
Ibnu Taimiyah (1263-1328) adalah
orang yang keras pendiriannya dan teguh berpijak pada garis-garis yang telah
ditentukan Allah, mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya. Ia pernah berkata: ”Jika dibenakku sedang berfikir suatu masalah,
sedangkan hal itu merupakan masalah yang muskil bagiku, maka aku akan
beristighfar seribu kali atau lebih atau kurang. Sampai dadaku menjadi lapang
dan masalah itu terpecahkan. Hal itu aku lakukan baik di pasar, di masjid atau
di madrasah. Semuanya tidak menghalangiku untuk berdzikir dan beristighfar
hingga terpenuhi cita-citaku.”
6. Taat kepada suami pahalanya
seperti Jihad di jalan Allah
Jika seorang isteri taat kepada
suaminya serta tidak pergi meninggalkan suami maka pahalanya sama dengan jihad
di jalan Allah. Perhatikan hadist berikut: Al- Bazzar dan At Thabrani
meriwayatkan bahwa seorang wanita pernah datang kepada Rasullullah SAW lalu
berkata : “ Aku adalah utusan para wanita kepada
engkau untuk menanyakan : Jihad ini telah diwajibkan Allah kepada kaum lelaki,
Jika menang mereka diberi pahala dan jika terbunuh mereka tetap diberi rezeki
oleh Rabb mereka, tetapi kami kaum wanita yang membantu mereka , pahala apa
yang kami dapatkan? Nabi SAW menjawab :” Sampaikan kepada wanita yang engkau
jumpai bahwa taat kepada suami dan mengakui haknya itu adalah sama
dengan pahala jihad di jalan Allah, tetapi sedikit sekali di antara kamu
yang melakukanya.
Jadi akan sangat tidak mungkin bagi
seorang isteri yang mengaku mengerti hukum agama Islam tapi pergi meninggalkan
tanggung jawab sebagai isteri meninggalkan suaminya dari rumah.
Oleh karena itulah sangatlah penting
untuk memilih istri yang mengerti akan hukum agama dan memilih isteri itu bukan
karena kecantikan atau hartanya tapi dipilih karena agamanya agar selamat tidak
terjerumus kedalam panasnya Api neraka. Sabda Rasullullah SAW :“Wanita itu dinikahi karena: hartanya, kecantikannya,
keturunannya dan agamanya. maka pilihlah agamanya agar kamu selamat” Hadist Shahih Bukhari.
“Dunia adalah
kesenangan dan sebaik-baik kesenangan di dunia adalah isteri yang baik
(sholehah) ” Hadist Shahih Muslim.
Lebih mulia seorang wanita memberi
nasehat atau berbicara dari hati ke hati dengan suami bukan kepada orang lain
jika terjadi ketidakadilan pada dirinya daripada langsung pergi meninggalkan
suaminya . Seorang isteri yang benci terhadap suaminya dan memang berniat
meninggalkan suami supaya di cerai dan kemudian berharap memperoleh pasangan
pengganti atau sudah ada pengganti yang lebih baik menurut dirinya, jelas
sekali wanita itu digoda setan agar wanita ini melihat lelaki lain lebih
menarik dari suaminya sehingga timbul rasa bosan, cekcok dll dan akhirnya
berbuntut pada perceraian.
Allah SWT telah mengingatkan kita
agar tidak membenci atau menyukai sesuatu padahal kita tidak tahu rahasia
dibalik itu, dalam Al Baqoroh ayat 216 : “Boleh
jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula)
kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang
kamu tidak mengetahui”
Saya lanjutkan, Usaha setan bisa
dikatakan sukses besar bila berhasil menjadikan wanita itu cerai dan
berpredikat janda karena wanita ini akan lebih mudah digoda sebab tidak ada
yang menjaganya (suami) . Wanita ini akan merasa bebas tidak ada ikatan, lebih
nyaman karena tidak ada yang mengontrol (suami), selanjutnya jika tidak kuat
imannya (kebanyakan tidak kuat) akan timbul banyak fitnah dan dosa bagi wanita
itu di kemudian hari. Godaan setan akan lebih kuat pada saat janda karena
faktor alami kebutuhan batin selain itu akan banyak lelaki yang merayu yang
memanfaatkan kondisi janda sehingga menyeret wanita itu dalam lembah dosa yang
tiada berkesudahan sampai wanita itu sadar jika suatu saat sakit atau sudah
berumur tidak ada yang menemani sampai meninggal. Wanita janda lebih mudah
menjaga dirinya pada saat dicerai pada umur 40 tahun keatas. Jika
masih dibawah itu jangan tanya… janda bok…
Pernikahan adalah hal yang suci
melibatkan keluarga, handai taulan dan tetangga jadi tidak sepantasnyalah jika
seorang isteri meninggalkan suaminya untuk alasan emosi pribadi dengan
meninggalkan perasaan kebahagiaan keluarganya sendiri atau keluarga
pasangannya.
Atas kehendak Allah, rezeki yang
lebih bisa diberikan pada isteri bukan pada suami, jadi janganlah menjadi
tinggi hati jika suatu saat rezki isteri melebihi suami, merasa lebih
bermanfaat dari suami, merasa bisa hidup sendiri dan dapat mengatasi sendiri
segala hal, tidak mau diatur sehingga tidak patuh kepada suami. Inilah
tanda-tanda kehancuran suatu kapal pernikahan karena ada 2 nahkoda yang
mengendalikan kapal dengan arah berlawanan. Kapal Pernikahan akan bisa selamat
sampai tujuan (surga dunia akhirat) jika hanya punya satu arah yang disepakati
dan diusahakan bersama. Bagaimanapun juga tujuan hidup akan lebih mudah dicapai
jika ada keharmonisan sejati yang hanya dapat dicapai dalam suatu keluarga yang
lengkap ada suami. Harta yang dibanggakan dan dikumpulkan bisa hilang dalam
sekejab (kebakaran, tsunami dll) tapi mempunyai suami atau isteri yang sholeh
adalah harta tidak ternilai yang tidak akan hilang kecuali mati. Oleh karena
itulah peran isteri terhadap suami sangat besar dalam mengarungi samudera
kehidupan agar tujuan akhir bahagia dunia akhirat dapat segera tercapai
sehingga Allah pun akan memberi pahala yang besar untuk isteri yang taat dan
patuh kepada suaminya
Banyak Hadist yang menjelaskan
pahala seorang Istri yang taat pada suaminya:
”Jika seorang isteri
itu telah menunaikan solat lima waktu dan berpuasa pada bulan ramadhan dan
menjaga kemaluannya daripada yang haram serta taat kepada suaminya, maka
dipersilakanlah masuk ke syurga dari pintu mana sahaja kamu suka.” (Hadist Riwayat Ahmad dan Thabrani)
”Sesungguhnya setiap
isteri yang meninggal dunia yang diridhoi oleh suaminya, maka dia akan masuk
syurga.” (Hadist riwayat Tirmizi dan Ibnu Majah)
Jika isteri memang tidak taat kepada
suaminya, setelah dinasehati secara halus, berpisah ranjang dan dinasihati
secara keras tidak berhasil maka renungkanlah:
Surat An Nur ayat 3 yaitu:
“Seorang laki-laki
pezina, yang dinikahinya ialah perempuan pezina pula atau perempuan musyrik.
Perempuan pezina jodohnya ialah laki-laki pezina pula atau laki-laki musyrik,
dan diharamkan yang demikian itu atas orang yang beriman”.
Pikirkanlah kembali apakah wanita
ini cocok dijadikan pasangan / isteri bagi pria beriman, dan dapat membawa
kebaikan bagi diri sendiri dan keluarga, ikhlaskan saja wanita ini jika ingin
berpisah mungkin jodohnya adalah sesuai dengan apa yang di firmankan Allah
diatas.
Nasehatilah isterimu
dengan sabar dan penuh cinta kasih, minta maaflah kepada isteri jika menyakiti
hati isteri, bagaimanapun juga mutiara yang kotor jika digosok tiap hari akan
menjadi berkilauan. Hasilnya mutiara ini bisa benar-benar menjadi perhiasan dan
surga dunia bagimu.
Ingatlah isterimu
bukanlah Siti Khadijah yang baik, taat dan penuh cinta kasih pada suaminya,
Istrimu adalah wanita jaman sekarang yang butuh bimbingan untuk menjadi wanita
yang solehah..